TEKNIK OKULASI KARET
OLEH :
FADDALENA SIMANJUNTAK, SP
BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN MEDAN
2010
TEKNIK OKULASI
1. Sejarah
Sejak awal tibanya tanaman karet di Indonesia sudah di usahakan menggandakan secara vegetatif, tetapi hasilnya tidak memuaskan lalu van helten melakukan percobaan yang intensif dari tahun 1910-1113 untuk mencari teknik perbanyakan, tetapi tidak memiliki nilai praktis kemudian di upayakan kerja sama dengan pengebun bojong datar dan pasir waringin. Akhirnya van helten berhasil menemukan metode yang lebih baik yaitu perbanyakan dengan okulasi. Dewasa ini dikenal 4 caara okulasi untuk penyediaan bibit komersial yaitu: okulasi coklat , okulasi hijau, okulasi bertangkai, dan okulasi mini
2. Pengertian
Okulasi adalah salah satui teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat bergabung( Kompatibel) yang bertujuan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari setiap komponen sehingga di peroleh perumbuhan dan produksi yang baik. Prinsip okulasi sama yaitu penggabungan batang bawah dengan batang atas, yang berbeda adalah umur batang bawah dan batang atas yang digunakan sehingga perlu teknik tersendiri untuk mencapai keberhasilan okulasi. Kebaikan yang diharapkan dari batang bawah secara umum adalah sifat perakarannya yang baik, sedang dari batang atas adalah produksi Latex yang baik. Bila bibit yang di okulasi ini di tumbuhkan dilapangan dikatakan tanaman okulasi sedangkan tanaman asal biji yang di tumbuhkan dilapangan disebut tanaman semai.
3. Teknik Okulasi Konvensional
Dikatakan teknik okulasi konvensional karena metoda okulasi inilah yang umum digunakan untuk mempersiapkan bentuk bahan tanaman secara komersial hingga munculnya teknik yang baru yaitu: okulasi hijau (Green budding) okulasi konvesional ini disebut juga okulasi coklat ( brown budding)
- Batang bawah
Untuk keberhasilan okulasi perlu diperhatikan syarat-syarat berikut:
- Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan LBC1320
- Bibit Semaian telah berumur 9 hingga 18 bulan batangnya sudah berwarna coklat dan mempnuyai 4-5 karangan daun dapat juga digunakan yang berumur 6-9 bulan asal sudah berbatang coklat dan mempnyai 3-4 karangan daun
- Diameter batang telah mencapai 1,5-2 cm dan pertumbuhannya normal
- Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada daun stadia daun tua
Taraf pertumbuhan batang bawah sangat mempengaruhikeberhasilan okulasi, pengokulasianpada stadia flush (bersemi) atau masa pembentukan payung daun sangat rendah persentase okulasi yang jadi
3.2. - Batang Atas atau Entres
Sebagai batang atas di pilih klon yang ssesuai dengan likungan ekologi yang bersangkutan dari klon-klon yang dianjurkan terutama klon-klon yangdianjurkan dalam skla besar. Pemilihan klon yang tepat akan menjamin produktivitas dikemudian hari dalam jangka panjang.
3.3. - Mata Tunas
Ada 3 jenis mata atau kuncup tidur (Dorman) yang dikenal pada tanaman karet dan satu mata bunga:
- Mata Ketiak: atau disebut juga mata prima yang fitandai adanya bekas tangkai daun atau berda pada ketiak daun, bila hendak digunakan terlebih dahulu dipangkas daunnya kira-kira 10 hari sebelum dipotong di gunakan sebagai mata untuk okulasi coklat.
-
Mata burung: ditandai adanya tangkai daun rudimenter. Yang digunakan untuk okulasi hijau.
-
Mata sisik: mata yang terdapat dibawah kuncup daun-daun ( Flush) atau pada ujung payung daun. Digunakan untuk okulasi mini.
-
Mata bunga: terdapat pada tanaman yang sudah masuk umur berbunga tidak dapt digunakan untuk okulasi.
4. Teknik Okulasi Hijau
Disamping tekni okulasi konvensional atau okulasi coklat dikembangkan pula metoda okulasi hijau kalau dalam okulasi konvensional digunakan batang bawah yang sudah berwarna coklat maka dalam okulasi hijau digunakan mata okulasi dari entres yang masih berwarna hijau(green budwood). Berdasarkan warna komponen tersebut dikatakanlah okulasi hijau.
4.1. - Batang bawah
Syarat-syarat batang bawah okulasi hijau adalah sebagai berikut:
- Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan LBC1320.
- Bibit semaian batang bawah telah berumur 3-5 bulan. Lazimnya berumur 5nulan yang leh mudah dapt juga digunakan asal pertumbuhan dan batangnya sudah cukup besar.
- Diamer batang sebesar pensil atau telah mencapai diameter 8- 12mm diukur pada pangkal batang
- Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada stadia daun tua.
4.2. - Batang atas atau entres
Entres atau kayu okulasi hijau digunakan tunas-tunas atau taruk-taruk hijau yang ujungnya berdaun yang telah mempunyai diameter 1-1,5 cm dan daun-daun pada karangan daun diujung telah berwarna hijau dan masih lemah. Untuk memproleh taruk-taruk hijau pohon batang atas atau pohon entres dipangkas beberapa cm diatas karangan mata, karena pemangkasan tersebut akan tumbuh sejumlah tunas-tunas dari karangan mata yang dibiarkan tumbuh hingga 5-6minggu. Tunas-tunas ini segera dipanen sebagai kayu okulasi hijau.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi yaitu:
a. Keterampilan, kebersihan dan kecepatan mengokulasi
b. Pemilihan entres atau kayu okulasi dengan mata tunas yang masih dorman
c. Keadaan iklim pada musim kemarau tanaman karEdit HTMLet mengalami gugur daun, kurang baik untuk pengokulasian karena adanya gangguan visiologis. Yang baik adalah pada awal dan akhir musim penghujan, pada musim hujan juga tidak baik, air hujan dapat meresap pada luka okulasi yang dapat mengakibatkan busuk. Kelembaban tinggi baik untuk perkembangan jasad renik pada sisa-sisa latex dari luka okulasi, ini dapat dapat menyebabkan kegagalan pengokulasian.
Last Updated ( Wednesday, 14 July 2010 10:32 )